Makanan yang Harus Kamu Cobain kalo ke Semarang
Hello!
Kalo bahas soal makanan khas Semarang, apa tuh yang terkenal? Yup, betul
banget! Lumpia. Selain memiliki wisata yang indah, kota Semarang juga memiliki
kuliner khas yang enak banget dan perlu kamu cobain kalo mampir! Di tengah kota
Semarang, khususnya di sepanjang Jl. Pandanaran, terdapat begitu banyak toko
oleh-oleh khas Semarang. Selain lumpia, tentunya ada wingko babad, tahu bakso,
bandeng presto, dan masih banyak lagi.
1. 1. Lumpia khas Semarang
Lumpia adalah sebuah jajanan yang sangat iconic bagi Semarang. Berisi
rebung muda dicampur dengan telur dan udang lalu dibungkus dengan kulit lumpia,
digoreng hingga kecoklatan dan memberikan aroma dan cita rasa yang sangat unik.
Saat ini banyak variasi lumpia, sehingga rebung dilengkapi dengan telur, udang,
ataupun daging ayam. Lumpia ini memiliki cita rasa gurih bercampur manis dari
rebung muda. Lumpia ini dilengkapi dengan saus dan juga daun bawang yang membuatnya kian lezat untuk dinikmati. Untuk satu lumpia, dibandrol dengan harga variatif mulai dari
Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000. Makanan khas ini dapat kamu temukan di Toko
Oleh-Oleh Khas Semarang di mana saja, namun untuk kawasan khusus oleh-oleh
berada di Jl. Pandanaran.
2. 2. Mie
Kopyok
Selain lumpia, terdapat makanan khas Semarang yang
kurang dikenal sebagai makanan khas. Namun, di tengah kota Semarang, tepatnya
di Jl. Tanjung No.18A, Pandansari, Semarang
Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, terdapat sebuah makanan khas legendaris
yang menjadi favorit orang Semarang yakni Mie Kopyok Pak Dhuwur. Olahan berbahan dasar mie ini sudah disajikan
sejak puluhan tahun lalu.
Mi kopyok sepintas mirip dengan mi kocok khas Bandung.
Perbedaannya terletak di isiannya. Jika mi kocok bandung menggunakan tambahan
kikil, Mi Kopyok Pak Dhuwur tidak menggunakan unsur daging sama sekali.
Dalam semangkuk Mi kopyok, berisi mie, potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, irisan daun seledri, taburan bawang goreng dan kerupuk gendar atau karak yang sudah remah. Kemudian disiram dengan kuah kaldu rempah. Makanan ini begitu sederhana namun sangat lezat dan selalu ramai.
Dalam semangkuk Mi kopyok, berisi mie, potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, irisan daun seledri, taburan bawang goreng dan kerupuk gendar atau karak yang sudah remah. Kemudian disiram dengan kuah kaldu rempah. Makanan ini begitu sederhana namun sangat lezat dan selalu ramai.
Awal mula nama Mie Kopyok sendiri adalah karena dalam proses
masaknya, mi dimasak dengan cara dikopyok-kopyok atau dicelupkan secara
berulang ke air yang mendidih. Saat dikopyok, mi sudah dalam keadaan matang.
Sebelum dikopyok mi akan terasa kenyal, oleh karena itu tujuan dikopyok adalah
untuk membuat mi menjadi lebih lembek. Karena disajikan dengan lontong, mi
kopyok juga dikenal dengan sebutan mi lontong. Semua bahan yang digunakan adalah
produksi sendiri, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas dari Mi Kopyok
Pak Dhuwur. Kerupuk gendar dibuat oleh salah satu karyawannya dan tahu dibeli
khusus dari salah seorang pengrajin tahu. Sang pencipta bernama Harso Dinomo
yang sudah berjualan sejak tahun 1970, namun akhirnya julukan Pak Dhuwur
diberikan oleh para pelanggan, yang berarti tinggi.
Nama itu akhirnya terus dipertahankan sampai saat ini. Warung
yang buka mulai pukul 08.00 – 16.00 ini dalam sehari bisa menghabiskan sampai
25 kilogram mi, jika akhir pekan jumlahnya meningkat sampai 40 kg mi. Terdapat
dua cabang lain yang berada di Jalan Kyai Saleh dan Banyumanik. Tidak hanya
Semarang, Mi Kopyok Pak Dhuwur juga sudah merambah Ibu Kota. Di Jakarta, Mie
Kopyok Pak Dhuwur memiliki dua cabang yakni di depan kantor Wali Kota Jakarta
Timur dan di Kawasan Pulau Gebang. Semua cabang dikelola oleh keluarga Pak
Dhuwur sendiri. Untuk satu porsi Mie Kopyok dibandrol dengan harga Rp. 12.000
dan terdapat porsi jumbo seharga Rp.15.000.