“Mau jadi
apa?”
“Jangan
lah, susah nanti cari kerjanya”
“Nggak a6”
Kata-kata
tersebut sering terlontar dari mahluk-mahluk di sekitar saya. Pada awalnya,
saya yang memang tak tahu apa-apa ini, memikirkan hal tersebut sangaaaat lama.
Tentu saja, kala itu di waktu saya SMK, yang dari basic nya sendiri jarang
orang yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi, tak ada rekan ataupun kawan
yang bisa saya tanyai.
“Ngapain belajar komunikasi? Kita setiap hari
juga komunikasi kali. Apa yang mau dipelajarin?”
Eits tunggu
dulu. Well, Kenapa saya pilih komunikasi?
Karena saya
tahu bahwa passion saya ada disini. Melihat kilas balik saja sejak kecil, saya
adalah anak yang cerewet dan sangat aktif, tapi hanya didepan keluarga saya.
Dibaliknya? Saya adalah orang yang sangat nervous dan penakut didepan orang
lain sehingga saya menjadi bahan bullyan. Entah kenapa kedua sifat yang sangat
bertentangan ini ada di diri saya. Deep down in my heart, saya adalah orang
yang suka ngomong.
Hingga
suatu hari saat saya berumur 9 tahun, jiwa ini mulai memberanikan diri untuk
mengikuti sebuah lomba sastra. Bukan karena saya adalah orang yang pandai.
Namun, saya ingin mencari pengalaman. Dan, dalam kompetisi itu untuk pertama
kalinya saya mendapatkan juara. Semenjak lomba itu, saya jadi ketagihan lomba.
Tak jarang saya menang tak jarang pula saya kalah. Yang saya cari adalah
pengalaman untuk menguatkan ‘mental tempe’ saya ini.
Semakin
besar saya mulai menyadari bahwa passion saya ada dalam berkomunikasi. Saya
ingin mengembangkan minat dan bakat saya dalam hal ini. Pada dasarnya,
komunikasi adalah proses bagaimana sebuah informasi yang disampaikan oleh
individu dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Komunikasi adalah ilmu
yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan sangat dibutuhkan. Karena
dengan komunikasi yang baik dan benar, kita bisa menyampaikan suatu pesan agar
diterima dengan baik sehingga tidak terjadinya suatu kesalahpahaman. Hal-hal
yang sering orang lupakan mengenai komunikasi adalah bahwa melakukannya hanya
dengan bercakap-cakap atau bersilat lidah tanpa memikirkan bagaimana dampaknya.
Prospek
kerja dari lulusan Komunikasi juga sangat luas, karena kecakapan ilmu ini dibutuhkan
dalam segala jenis aspek. Dalam komunikasi, kami diajarkan mengenai
Jurnalistik, Broadcasting, Public Relation, bahkan Marketing. Dari hal tersebut
dapat diartikan bahwa komunikasi begitu luas dan komponennya sangat penting,
saya bisa belajar untuk lebih kritis ketika menerima suatu informasi dengan
mempertimbangkan benar atau tidaknya sehingga menghidari suatu ‘hoax’. Belajar
bagaimana untuk menggiring opini akan sesuatu, dapat menjadi perwajahan atau
branding dari diri kita sendiri atau dengan istilah ‘menjual’, dan juga dapat
mengekspresikan diri lebih melalui komunikasi dengan kreatifitas.
Sebagai
mahasiswa Komunikasi, kami dituntut untuk menjadi orang yang kreatif, inovatif,
dan up to date. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat saya jadikan bekal untuk
mencapai impian saya untuk bergelut di industri kreatif. Membuat sebuah
production house sudah menjadi target saya untuk masa depan. Untuk membuat
sebuah perusahaan yang bergerak di dunia kreatif, tidak hanya membutuhkan skill
dalam seni atau art, tentunya juga ilmu yang saya dapatkan di Komunikasi sangat
berkolerasi dengan hal ini. Mengenai perwajahan dari suatu perusahaan, untuk
menjalin relasi dengan pihak lain dibutuhkan seorang Public Relation yang
handal, yang ilmunya akan saya dapatkan disini. Marketing adalah hal penting
untuk mempublikasikan dan mempromosikan perusahaan agar lebih berkembang dan
dikenal pasaran. Aspek yang ada dalam Ilmu ini adalah suatu paket lengkap yang
menemani perjalanan saya untuk meraih cita-cita. Saya bangga menjadi mahasiswa
jurusan Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Diponegoro.
No comments:
Post a Comment